Motivational Story of Marie Curie: Overcoming Adversity in Science

English Version:
Marie Curie was a brilliant scientist who made groundbreaking contributions to the field of physics and chemistry. She is most famous for discovering the elements radium and polonium and for her pioneering research on radioactivity. However, her journey to success was filled with hardships and challenges, especially as a woman in a male-dominated scientific community.

Born in Poland in 1867, Marie faced numerous obstacles early in life. Her mother died when she was young, and her father struggled financially. Despite these difficulties, Marie was determined to receive an education. She moved to Paris and enrolled in the University of Paris (Sorbonne), where she worked tirelessly to complete her studies.

Marie Curie faced rejection and discrimination in the scientific community because of her gender. However, her passion for science and unwavering determination led her to discover groundbreaking research on radioactivity. She became the first woman to win a Nobel Prize and the only person to win Nobel Prizes in two different scientific fields, Physics and Chemistry.

Sadly, her exposure to radioactive materials led to health problems, and Marie Curie passed away from aplastic anemia in 1934. Despite this, her legacy lives on. Her work laid the foundation for the development of nuclear physics and medicine, saving countless lives.

Terjemahan Bahasa Indonesia:
Marie Curie adalah seorang ilmuwan brilian yang membuat kontribusi besar di bidang fisika dan kimia. Ia paling terkenal karena menemukan unsur radium dan polonium serta penelitian pelopornya tentang radioaktivitas. Namun, perjalanannya menuju kesuksesan dipenuhi dengan kesulitan dan tantangan, terutama sebagai seorang wanita di komunitas ilmiah yang didominasi pria.

Lahir di Polandia pada tahun 1867, Marie menghadapi banyak rintangan di awal hidupnya. Ibunya meninggal saat ia masih muda, dan ayahnya kesulitan secara finansial. Meskipun kesulitan ini, Marie tetap bertekad untuk mendapatkan pendidikan. Ia pindah ke Paris dan mendaftar di Universitas Paris (Sorbonne), di mana ia bekerja tanpa lelah untuk menyelesaikan studinya.

Marie Curie menghadapi penolakan dan diskriminasi di komunitas ilmiah karena jenis kelaminnya. Namun, kecintaannya pada ilmu pengetahuan dan keteguhan hatinya membawanya pada penemuan penelitian revolusioner tentang radioaktivitas. Ia menjadi wanita pertama yang memenangkan Hadiah Nobel dan satu-satunya orang yang memenangkan Hadiah Nobel di dua bidang ilmiah yang berbeda, Fisika dan Kimia.

Sayangnya, paparan terhadap bahan radioaktif menyebabkan masalah kesehatan, dan Marie Curie meninggal dunia karena anemia aplastik pada tahun 1934. Meskipun demikian, warisannya tetap hidup. Karyanya menjadi dasar bagi pengembangan fisika dan kedokteran nuklir, menyelamatkan banyak nyawa.

Moral of the story:
Marie Curie’s story is a powerful reminder that perseverance, passion, and dedication can overcome societal barriers. She proved that with hard work and determination, we can achieve greatness, no matter the obstacles we face. Her legacy continues to inspire generations of scientists, especially women in STEM.


Prof (Ass). Dr. Rusdin Tahir

Senior Lecturer [study on leaves] Department of Business Administration Science Faculty of Social and Political Science UNIVERSITY OF PADJADJARAN Jalan Raya Bandung-Sumedang KM 21 Jatinangor 45363, West Java, Indonesia Ph: +62 22 7792647,7796416 Fax: +62 22 7792647 Mobile: +62 81 123 9491; 822 919 356 65 Email: rusdin.tahir@yahoo.com; rusdin@unpad.ac.id; rusdin@rusdint.com Web: https://rusdintahir.com Web: http://rusdint.com Web: http://www.blog.unpad.ac.id/rusdintahir Web: http://www.rusdintahir.wordpress.com Web: https://www.researchgate.net/profile/Rusdin_Tahir/publications

Tinggalkan Balasan